PERJALANAN wisata lumrahnya adalah untuk bersenang-senang menghabiskan waktu luang. Namun, jika berwisata untuk bunuh diri?
Meski terdengar aneh, namun wisata untuk melakukan bunuh diri benar-benar ada. Dan kota Zurich, Swiss menjadi salah satu kota tujuan wisata bunuh diri itu.
Ternyata, assisted suicide (bunuh diri dengan bantuan) membuat warga kota Zurich gerah. Sebab, banyak warga asing datang ke kota itu untuk bunuh diri karena adanya jasa layanan assisted sucide di negara mereka.
Padahal di sisi lain pemerintah Swiss sangat menghargai hak asasi manusia termasuk hak untuk bunuh diri.
Sehingga, praktik bunuh diri dengan bantuan di Swiss sudah menjadi praktik legal selama berpuluh tahun.
Untuk itu, pada Minggu (15/5) warga kota Zurich akan mengikuti referendum berkaitan dengan wisata bunuh diri ini.
Pilihan pertama adalah melarang secara penuh praktik wisata bunuh diri ini. Kedua, melegalkannya khusus untuk warga kota Zurich.
Nampaknya pilihan kedua ini yang bakal memenangkan banyak suara.
Sebuah survey menunjukkan sebagian besar warga Swiss masih mendukung adanya praktik assisted suicide.
“Sangat menyedihkan melihat seseorang bepergian ribuan kilometer ke sebuah negeri bebas hanya untuk meninggal dunia.”
Namun, sebagian warga Swiss juga menolak jika negerinya dijadikan tujuan wisata bunuh diri.
Bernhard Sutter, pengelola organisasi bantuan bunuh diri terbesar di Swiss Exit menuding Eropa menularkan dilema moral mereka ke negeri yang dikenal juga dengan produk coklatnya itu.
“Kami tak bisa menyelesaikan masalah bunuh diri di Eropa. Sangat menyedihkan melihat seseorang bepergian ribuan kilometer ke sebuah negeri bebas hanya untuk meninggal dunia,” kata Sutter.
“Negara-negara itu harus menyelesaikan problemnya sendiri. Jadi kami sangat bahagia jika Jerman atau Inggris mengubah hukum mereka,” tambah Sutter.
Saat ini Exit hanya melayani warga Swiss atau mereka yang sudah tinggal lama di negeri itu.
Exit mengatakan proses melakukan bunuh diri dengan bantuan ini cukup lama karena harus mempersiapkan diri si pasien dan keluarganya.
Para pelaku wisata bunuh diri ini sebagian besar adalah mereka yang menderita sakit parah yang tak bisa terobati.
Di beberapa negara Eropa, proses bantuan bunuh diri atau euthanasia masih dianggap ilegal. Sehingga sebagian dari mereka pergi ke negara yang melegalkan euthanasia seperti Swiss
sumber