JAKARTA - Baru-baru ini serangan hacker banyak menimpa perusahaan besar dan institusi pemerintah, beberapa kelompok hacker nampaknya juga semakin politis, namun Symantec menyatakan bahwa serangan hack umumnya masih bermotif uang.
"Mayoritas dari serangan hacker di seluruh masih bermotif uang," ujar Raymond Goh, Regional Technical Director for System Engineering, Symantec, di Jakarta, Kamis (23/6/2011).
Raymond menjelaskan bahwa hacker di seluruh dunia mayoritas masih bermotif uang dalam melakukan aksinya. "Mereka membocorkan data agar bisa masuk ke akun pengguna, untuk kemudian mengambil keuntungan di dalamnya," katanya.
"Patut diingat bahwa hacker memanfaatkan celah atau kerentanan yang terlihat dalam suatu sistem," ujar Raymond.
Sementara itu, Martin Ruslan, System Engineer Symantec Indonesia, mengatakan bahwa ada dua kemungkinan sebuah sistem bisa dibobol oleh hacker. "Pertama, bisa jadi sistem keamanannya yang memang tidak memadai, kedua sang pengguna yang kurang memperhatikan sistem keamanannya," ungkapnya.
Raymond Goh menjelaskan bahwa solusi Symantec dalam menghadapi serangan hack yang semakin lama semakin canggih, yakni dengan memperkuat infrastruktur itu sendiri.
"Sementara strategi kami dalam menghadapi isu ini adalah dengan mengatur infrastruktur, mengatur informasi, mengamankan identitas konsumen, mengatur informasi yang penting, dan mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan yang kuat untuk internet," papar Raymond.
Symantec sendiri mengklaim bahwa mereka telah memblokir 10 miliar serangan malware pada tahun 2010. Tweet